Konsep dari orientasi pasar terdiri
dari: orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan koordinasi antarfungsi.
Konsep-konsep ini menggambarkan suatu evolusi strategi pemasaran dengan
memfokuskan perhatiannya bukan hanya pada satu sisi orientasi saja tetapi
selalu menyeimbangkan antara orientasi pelanggan dan orientasi
pesaing. Dua konsep ini diperlukan untuk menciptakan kepuasan pelanggan dan memperoleh
kinerja perusahaan yang lebih baik (Kotler dkk, 2009).
Penjualan dan daya saing adalah hal yang
harus diperhatikan dalam membangun sebuah perusahaan. Dalam menghadapi masalah tersebut wirausahawan
harus berorientasi konsumen artinya terlalu sering seorang wirausahawan
menyakini gagasan atau produk jasa baru tanpa memikirkan tentang identifikasi
konsumen dan kebutuhan konsumen serta keinginan untuk membeli. Dengan melihat
kepasaran bisa menghasilkan sesuatu yang lebih menguntungkan. Disini orientasi
wirausahawan adalah konsumen. Desain produk berasal dari apa yang diinginkan
oleh pembeli potensial yang mau membayar. Sekali para wirausahawan yakin akan spesifikasi
yang ingin dipenuhi, mereka akan menilai sumber daya yang ada untuk melihat
apakah ketrampilan teknis, peralatan, dan kemampuan finansial tersedia untuk
menghasilkan produk yang menguntungkan.
Langkah-langkah untuk dapat merumuskan
tujuan pembauran produk. Berikut ini 5 langkah untuk merumuskan tujuan
bauran produk – pasar :
1. Pemeriksaan kecenderungan penting dalam
lingkungan bisnis dari daerah produk – pasar
2. Pemeriksaan kecenderungan pertumbuhan
dan kecenderungan keuntungan
3. Pemisahan bidang produk – pasar yang
akan menarik ke depan maupun daerah yang akan tertarik
4. Pertimbangan mengenai kebutuhan atau
diperlukannya tambahan produk atau daerah pasaran baru pada bauran
5. Derivasi profil bauran produk – pasar
optimum namun realistis didasarkan pada kesimpulan yang dicapai pada langkah 1
sampai 4
Penyebab Kegagalan Dalam Memilih Peluang
Bisnis Baru
Semua bisnis baru
dimulai dengan kondisi yang sangat tidak ideal. Mulai dari tim yang belum
solid, pengalaman yang belum ada, begitu juga dengan pelanggan. Semakin lama
pemasukan bisa dihasilkan oleh sebuah bisnis baru, maka semakin hebat dan
berkepanjangan frustasi yang akan dialami oleh pemiliknya. Kondisi inilah
yang akhirnya akan membuat mereka dengan segera menyerah untuk menghentikan
semua usaha mereka. Dan kembali lagi bekerja kepada orang lain.
Ada 3 hal utama yang membuat sebuah
bisnis baru bisa berhasil tumbuh atau tidak, berikut ini merupakan 3 hal utama
tersebut:
1. Minimnya angka penjualan mereka
2. Beban pengeluaran yang terlalu berat
3. Mental yang kurang kuat dari pemiliknya
dalam menghadapi semua tekanan tersebut.
Kombinasi dari ketiga
hal inilah yang mengakibatkan frustasi berkepanjangan yang akhirnya membuat
seorang pebisnis memutuskan untuk menghentikan usahanya. Berdasarkan hal
tersebut dapat membagi faktor-faktor penyebab kegagalan sebuah bisnis baru
seperti di bawah ini.
1. Lemahnya Mental
Frustasi adalah
penyumbang terbesar bagi kegagalan sebuah bisnis yang baru berdiri. Kerasnya
tekanan dan datangnya masalah yang bertubi-tubi, sering membuat pemilik usaha
kehilangan fokusnya. Ketidak-mampuan mereka dalam mengendalikan frustasi yang
mereka alami, pada akhirnya memaksa mereka untuk menyerah lebih cepat dari
perkiraan semua orang. Dan kemampuan untuk mengendalikan serta memotivasi diri
mereka sendiri. Akan sangat membantu mereka untuk menghadapi masalah terbesar
dan paling bertanggung jawab terhadap kegagalan sebuah bisnis baru ini.
2. Lemahnya Kemampuat Pemasaran
Hampir semua orang
sanggup untuk memulai dan membangun sebuah bisnis baru. Mulai dari kelas
pedagang keliling sampai pengusaha bangunan. Tetapi kenyataannya, tidak semua
orang ahli dalam menjual produk yang ditawarkan oleh usaha mereka.
Kurangnya kemampuan sebuah bisnis baru
dalam menjual, pasti akan mengakibatkan rendahnya angka penjualan mereka. Dan
hal tersebut pasti akan menjadi masalah serius, jika akhirnya pengeluaran dari
usaha mereka, ternyata selalu lebih besar dibandingkan dengan angka pemasukan
yang bisa mereka hasilkan. Artinya, dana cadangan dari bisnis tersebut akan
terus berkurang untuk menutupi kekurangan overhead mereka, sampai akhirnya
tidak ada lagi dana yang tersisa.
Sebuah bisnis biasanya akan mulai
berhutang kesana-kemari hanya untuk sekedar menutup pengeluaran
rutin tersebut. Dan kalau kondisi seperti ini berlangsung terus menerus.
Maka bisnis tersebut bisa dipastikan akan segera terjebak jatuh pailit dalam
waktu yang tidak terlalu lama.
3. Lemahnya Kemampuan Berbisnis
Bisnis baru yang gagal
juga disebabkan oleh pemiliknya yang tidak mempunyai keterampilan yang
memadai dalam menjalankan sebuah bisnis. Banyak pebisnis baru melakukan
kesalahan fatal pada awal mendirikan usaha hampir di semua aspek, mulai dari
pemilihan bidang bisnis yang tidak prospektif, strategi produk yang salah, pola
perekrutan karyawan yang tidak tepat, dan hal-hal lainnya.
Business
skill adalah kemampuan untuk melihat dan mengambil
peluang bisnis yang ada di depan mata, serta menjalankannya dengan cara yang
optimal tanpa harus mengorbankan biaya, tenaga dan waktu yang terlalu besar.
Tanpa kemampuan ini, Anda akan terjebak pada keputusan-keputusan yang salah
dalam banyak hal. Dan umumnya harga yang harus dibayar atas kesalahan-kesalahan
tersebut biasanya sangat mahal sekali.Kebanyakan orang memulai sebuah usaha
dari business skill yang mereka miliki terlebih dulu, yaitu keterampilan yang
meliputi banyak bidang ilmu, mulai dari dasar pengaturan keuangan, riset,
membaca peluang, manajemen, keterampilan dalam produksi, dan lain-lain.
Walaupun banyak bidang ilmu yang terlibat di dalamnya, tetapi saya meletakkan
kemampuan ini pada urutan ketiga sebagai faktor penentu kegagalan start-up business.
Sumber :
Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen
Pemasaran Jilid 1, edisi Ketiga Belas.
Jakarta: Erlangga.
elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/.../bab2-identifikasi_peluang_usaha_baru.pdf
(Diakses 2 Oktober 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar