Senin, 07 November 2016

Bentuk-Bentuk Pemasaran

1.         Definisi Pemasaran
            Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
            Kotler (2001) mengemukan definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan. 
            Menurut Swasta (1996) pengertian pemasaran adalah suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual. Maksud dari pengertian itu adalah manusia harus menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia memenuhinya. Usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan suatu hubungan.
Berdasarkan kesimpulan dari para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi

2.         Definisi dan Penjelasan Teknik Bentuk-Bentuk Pemasaran
a.      Waralaba/ Franchising
Franchise sendiri berasal dari bahasa latin yakni francorum rex yang artinya “bebas dari ikatan”, yang mengacu pada kebebasan untuk memiliki hak usaha. Pengertian Franchising (Pewaralabaan) adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang atau jasa.
David J.Kaufmann memberi definisi franchising sebagai sebuah sistem pemasaran dan distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil (franchisee) yang digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap akses pasar oleh franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah asistensi franchisor.
Reitzel, Lyden, Roberts & Severance, franchise definisikan sebagai sebuah kontrak atas barang yang intangible yang dimiliki oleh seseorang (franchisor) seperti merek yang diberikan kepada orang lain (franchisee) untuk menggunakan barang (merek) tersebut pada usahanya sesuai dengan teritori yang disepakati.
Dalam praktek pelaksanaannya, dapat dijumpai beberapa tipe franchising, yaitu :
1)      Trade Name Franchising
Dalam tipe ini franchisee memperoleh hak untuk memproduksi, sebagai contoh, PT. Great River memiliki hak untuk memproduksi pakaian dalam Triumph dengan lisensi dari jerman.
2)      Product distribution franchising
Dalam tipe ini, franchisee memperoleh hak untuk distribusi di wilayah tertentu, misalnya soft drink, cosmetics.
3)      Pure franchising
Dalam tipe ini franchisee memperoleh hak sepenuhnya, mulai dari trademark, penjualan, peralatan, metode operasi, strategi pemasaran, bantuan manajemen dan teknik, pengendalian kualitas, dan lain-lain. Contohnya adalah restaurant, fash food, pendidikan, dan konsultan.

b.      Pemasaran Langsung
Menurut Kotler (2007:320) “Pemasaran langsung adalah sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau lebih media untuk mempengaruhi suatu tanggapan atau transaksi terukur pada lokasi mana pun”. 
Definisi lain dari pemasaran langsung menurut Belch dan Belch yang dikutip oleh Kennedy (2006:26):“Direct marketing is a system of marketing by which organization communicate directly with the target consumer to generate a response or transaction”.
Sedangkan menurut Saladin (2004:191) mengemukakan bahwa “Pemasaran langsung adalah suatu sistem pemasaran yang menggunakan suatu media iklan atau lebih guna mendapatkan respons dan/ atau transaksi yang bisa diukur disuatu lokasi.”
Pemasaran langsung atau Direct Marketing adalah metode penjualan dimana pengiklan atau penjual mendekati pelanggan potensial secara langsung dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Contoh dari pemasaran langsung ialah penjualan lewat telepon, email diminta atau tidak diminta, dan katalog mail, leaflet, iklan outdoor, brosur dan kupon.
Pemasaran langsung memberikan manfaat bagi pelanggan dalam banyak hal seperti :
                       - Rasa senang, nyaman, dan bebas dari pertengkaran
                      - Menghemat waktu
                        - Pemilihan barang dagangan tang lebih banyak
          Pemasaran langsung juga memberikan manfaat untuk penjual seperti :
          - Menekan biaya dan meningkatkan kecepatan dan efisiensi
         -Dapat ditentukan waktunya agar menjangkau calon pelanggan pada saat yang  paling tepat
Basis data pelanggan adalah kumpulan yang terorganisir atas data yang menyeluruh tentang pelanggan atau calon pelanggan individu, yang meliputi data geografis, demografis, psikografis dan perilaku.
c.        Multi Level Marketing
Menurut Royan (2002) MLM atau Multi Level Marketing dikenal juga sebagai network marketing merupakan salah satu metode pemasaran wirausaha dengan memanfaatkan sistem jaringan (network). Yusuf (dalam Rozi, 2003) berpendapat bahwa, dikatakan network marketing karena merupakan sebuah jaringan kerja pemasaran yang di dalamnya terdapat sejumlah orang yang melakukan proses pemasaran produk/jasa.
Secara umum menurut Sabiq (2005) MLM adalah suatu metode bisnis alternatif yang berhubungan dengan pemasaran dan distribusi yang dilakukan melalui banyak level (tingkatan), yang biasa dikenal dengan istilah Upline (tingkat atas) dan Downline (tingkat bawah), orang akan disebut Upline jika mempunyai Downline. Dan inti dari bisnis MLM ini adalah digerakkan dengan jaringan, baik yang sifatnya vertikal atas bawah maupun horizontal kiri-kanan atau pun bisa juga gabungan antara keduanya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa MLM adalah suatu bisnis atau usaha yang mengutamakan jaringan dari sejumlah orang dalam bentuk tingkatan-tingkatan atau level yang bertujuan untuk memasarkan barang/jasa.
Dalam konteks umum sistem bisnis MLM dilakukan dengan cara menjaring calon nasabah yang sekaligus berfungsi sebagai konsumen dan member (anggota) dari perusahaan yang melakukan praktek MLM. Adapun Sabiq (2005) menjelaskan secara terperinci bisnis MLM dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.      Mula-mula pihak perusahaan berusaha menjaring konsumen untuk menjadi member, dengan cara mengharuskan calon konsumen membeli paket produkperusahaan dengan harga tertentu. 
2.      Dengan membeli paket produk perusahaan tersebut, pihak pembeli diberi satu formulir keanggotaan (member) dari perusahaan. 
3.      Sesudah menjadi member maka tugas berikutnya adalah mencari member-member baru dengan cara seperti diatas, yakni membeli produk perusahaan dan mengisi formulir keanggotaan. 
4.      Para member baru juga bertugas mencari calon member-member baru lagi dengan cara seperti diatas yakni membeli produk perusahaan dan mengisi formulir keanggotaan. 
5.      Jika member mampu menjaring member-member yang banyak, maka ia akan mendapat bonus dari perusahaan. Semakin banyak member yang dapat dijaring, maka semakin banyak pula bonus yang didapatkan karena perusahaan merasa diuntungkan oleh banyaknya member yang sekaligus menjadi konsumen paket produk perusahaan. 
6.      Dengan adanya para member baru yang sekaligus menjadi konsumen tetap produk perusahaan, maka member yang berada pada level  pertama,  kedua  dan  seterusnya  akan  selalu mendapatkan bonus secara estafet dari perusahaan, karena perusahaan sangat diuntungkan dengan adanya member-member baru tersebut.

3.         Keunggulan dan Kelemahan Waralaba, Pemasaran Langsung, dan MLM
a.         Waralaba
Franchising juga merupakan strategi perluasan dari suatu usaha yang telah berhasil dan ingin bermitra dengan pihak ketiga yang serasi, yang ingin berusaha, dan memiliki usaha sendiri. Sistem franchise ini mempunyai keunggulan-keunggulan dan juga kerugian-kerugian. Keunggulannya adalah:
“As practiced in retailing, franchising offers franchisees the advantage of starting up a new business quickly based on a proven trademark and formula of doing business, as opposed to having to build a new business and brand from scratch.”
“Seperti dalam praktek retailing, franchising menawarkan keuntungan untuk memulai suatu bisnis baru dengan cepat berdasar pada suatu merek dagang yang telah terbukti bisnisnya, tidak sama seperti dengan membangun suatu merek dan bisnis baru dari awal mula.” 
Selain itu menurut Rachmadi keunggulan lainnya dari sistem franchise bagi franchisee, antara lain:
1. Pihak franchisor memiliki akses pada permodalan dan berbagi biaya dengan franchisee dengan resiko yang relatif lebih rendah.
2. Pihak franchisee mendapat kesempatan untuk memasuki sebuah bisnis dengan cara cepat dan biaya lebih rendah dengan produk atau jasa yang telah teruji dan terbukti kredibilitas mereknya.
3. Lebih dari itu, franchisee secara berkala menerima bantuan manajerial dalam hal pemilihan lokasi bisnis, desain fasilitas, prosedur operasi, pembelian, dan pemasaran
Sedangkan kerugian sistem franchise bagi franchisee adalah:
1. Sistem franchise tidak memberikan kebebasan penuh kepada franchisee karena franchisee terikat perjanjian dan harus mengikuti sistem dan metode yang telah dibuat oleh franchisor.
2. Sistem franchise bukan jaminan akan keberhasilan, menggunakan merek terkenal belum tentu akan sukses bila tidak diimbangi dengan kecermatan dan kehati-hatian franchisee dalam memilih usaha dan mempunyai komitmen dan harus bekerja keras serta tekun.
3. Franchisee harus bisa bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik dalam hubungannya dengan franchisor. (Sukandar, 2004, p. 67)
4. Tidak semua janji franchisor diterima oleh franchisee.
5. Masih adanya ketidakamanan dalam suatu franchise, karena franchisor dapat memutuskan atau tidak memperbaharui perjanjian.

b.         Pemasaran Langsung
Memiliki Keunggulan antara lain:
1.      Perusahaan dapat mengirimkan pesan khusus yang melibatkan konsumen dengan mencerminkan minat dan perilaku khusus mereka
2.      Web menawarkan keunggulan penempatan kontekstual dan membeli iklan di situs yang berhubungan dengan penawaran pemasar
Kelemahan antara lain:
1.      Pengiklan kehilangan kendali atas apa yang ingin dilakukan konsumen dengan pesan online dan kegiatan mereka.
c.         Multi  Level Marketing
Pemasaran dengan strategi MLM memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bisnis konvensional. Adapun keunggulan strategi MLM antara lain:
1. Memperkecil resiko kerugian finansial. Para distributor yang bergabung dengan perusahaan MLM tidak akan terbebani oleh kerugian finansial apabila produk yang mereka tawarkan tidak laku terjual.
2. Biaya promsi relatif rendah. Biaya promosi dilokasikan sebagai persentase diskon yang diperoleh para distributor dan jaringannya atas volume penjualan mereka. Metode MLM ini cocok bagi perusahaan yang menginginkan saluran distribusi yang efektif dan menghemat biaya iklan.
3. Investasi relatif rendah. Dengan menggunakan strategi MLM tugas para distributor hanya mempertemukan antara pembeli dengan penjual. Tidak seperti bisnis konvensional dimana untuk memulai suatu usaha seorang produsen harus memiliki modal yang cukup besar sebagai salah satu syarat dalam mmemulai bisnisnya.
4. Mekanisme kerja relatif sederhana. Untuk dapat menjadi seorang distributor tidak perlu memasukkan lamaran kerja atau menyertakan sejumlah modal. Bagi mereka yang ingin bergabung dengan perusahaan MLM, cukup memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dan jiwa kewirausahaan yang tinggi pula. Dengan mekanisme kerja yang sederhana ini diharapkan dapat menarik orang untuk bergabung dengan perusahaan MLM.
5. Harga produk relatif terjangkau. Pada umumnya perusahaan yang menjual produknya dengan strategi MLM produk-produknya adalah produk impor, meskipun sudah ada beberapa perusahaan dalam negeri yang juga menggunakan strategi ini. Harga produk-produk yang ditawarkan relatif terjangkau dan memiliki kualitas yang tinggi dibandingkan dengan produk-produk lain yang sejenis.
6. Komunikasi antar pribadi/hubungan personal. Penjualan langsung yang dilakukan oleh para distributor dengan sentuhan-sentuhan pribadi mereka akan menimbulkan nilai sendiri bagi konsumen. Konsumen yang merasa puas dengan produk dan pelayanan distributor, diharapkan akan melakukan pembelian ulang dan menyebarkannya kepada orang lain. Hal ini akan meningkatkan image perusahaan di mata konsumen.
7. Tempat kerja atau aktivitas distributor tidak dibatasi oleh wilayah atau daerah. Setiap distributor dalam menjalankan aktivitasnya baik itu menjual produk atau mencari anggota baru, tidak dibatasi oleh daerah operasi, boleh dilakukan dimana saja.
8. Aktivitas distributor tidak dibatasi oleh waktu. Bagi distributor yang tidak sempat melaksanakan kegiatannya pada jam-jam normal/jam kerja, dapat melaksanakan aktivitasnya pada sore atau malam hari/di luar jam kerja mereka. Bahkan pertemuan-pertemuan antar anggota atau seminar-seminar dilaksanakan pada malam hari yang diharapkan tidak menggangu aktivitas di pagi atau siang hari. Jadi waktu kerjanya relatif luwes, tidak terikat oleh waktu, dan bisa diatur atau ditentukan sendiri oleh distributor.
9. Dapat dilakukan di rumah sendiri. Kelebihan lain dari strategi MLM adalah aktivitas distributor dapat dilakukan di rumahnya sendiri, sehingga lebih fleksibel karena tidak membutuhkan kantor seperti perusahaan pada umumnya.
10. Anggota distributor pasip masih bisa mendapatkan penghasilan/bonus. Berbeda dengan bisnis konvensional dimana apabila kita berhenti bekerja maka akan berhenti pula pendapatan kita. Pada bisnis MLM bagi anggota atau distributor yang pasip tidak melakukan aktivitas apapun, masih memungkinkan untuk dapat memperoleh penghasilan/bonus dengan syarat-syarat tertentu yang sudah ditetapkan oleh perusahaan MLM. Semakin banyak mensponsori anggota baru, maka semakin besar pula peluang untuk memperoleh pendapatan (“Kabar Kampus”, 1999: 3)
Kelemahan Multi Level Marketing :
1.      Produk MLM Mahal
Pernahkah Anda membandingkan produk yang ditawarkan MLM tertentu dengan produk yang dijual bebas di pasaran. Harganya tentu berbeda jauh. Kebanyakan produk MLM dipatok dengan harga yang bisa menguras isi kantong Anda dengan cepat. Harga tersebut belum tentu sebanding dengan kualitas yang ditawarkan. Sebagian besar produk MLM adalah produk penunjang kesehatan. Namun, banyak orang tidak merasa kesehatannya membaik setelah mengkonsumsi produk tersebut. Inilah yang membuat kualitasnya dipertanyakan.
2.      Downline Selalu Dimanfaatkan Upline
Jika Anda masih belum mempunyai downline dalam bisnis MLM, sudah pasti Anda hanya akan menderita tanpa mendapatkan keuntungan apapun. Upline bisa mendapatkan keuntungan dari downline. Dengan kata lain, upline memanfaatkan downline. Keuntungan yang didapatkan upline berasal dari downline. Jika Anda tidak bisa mendapatkan downline (korban baru), Anda hanya akan menjadi keset.
3.      MLM= Multi Lie Marketing
MLM selalu menawarkan janji muluk dan bonus menarik kepada anggotanya jika mereka bisa mencapai level tertentu. Hadiah yang ditawarkan bisa berupa mobil, liburan ke luar negeri, atau hadiah lain yang bisa membuat kita meneteskan air liur. Namun, hadiah tersebut hanyalah omong kosong belaka. Tidak semua anggota MLM yang memenuhi kualifikasi bisa mendapatkan hadiah tersebut. Jika hadiah tersebut hanya omong kosong tanpa bukti, bisnis MLM adalah bisnis yang mengandalkan multi lie (kebohongan bertingkat). Upline harus berbohong kepada korban baru dengan iming-iming hadiah. Downline tadi juga harus berbohong kepada orang lain untuk mendapatkan anggota baru, atau dia akan selamanya menjadi keset.
4.      MLM Tidak Bertahan Lama
Berapa lama Anda bisa bertahan menjadi anggota MLM? Rata-rata, anggota MLM hanya mampu bertahan di bisnis ini selama 1-3 tahun. Mereka memutuskan diri untuk mundur karena bisnis ini dinilai sangat merugikan anggotanya. Jika downline paling bawah mundur dari bisnis MLM, dampaknya tidak terlalu besar. Namun, ketika upline memutskan diri untuk pensiun dari bisnis MLM, semua downlinenya bisa kelimpungan.
5.      MLM Mempunyai Citra Buruk
Silahkan Anda buktikan pernyataan ini sendiri. Tanyalah teman atau rekan kerja mengenai bisnis MLM. Kebanyakan orang menganggap bisnis ini sebagai bisnis tak jelas yang isinya hanya tipu-menipu. Jika Anda bertanya kepada mantan anggota MLM, dia pasti bisa mengatakan berbagai keburukan bisnis ini yang mungkin tidak diketahui orang lain. Di Indonesia, para pebisnis MLM juga dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Mereka dinilai hanya sebagai pemimpi dan pembual yang kerjanya hanya mengoceh tak tentu arah. Jika Anda ingin tahu mengapa citra MLM buruk di masyarakat.



4. Contoh Usaha barang dan Jasa yang sukses dengan menggunakan Waralaba, Pemasaran langsung, dan MLM.
a.         Waralaba
          Mungkin sebagian besar dari kita tidak mengenal siapa itu Agus Pramono. Namun jika kita menyebut nama Mas Mono bayangan kita pasti melayang pada bangunan oranye hijau yang menyolok dan tentunya seporsi ayam bakar yang mengundang selera makan. Atau sebagian besar dari kita mengenalnya sebagai pedagang kaki lima yang sukses menjadi pengusaha waralaba. Ya, Mas Mono adalah pemilik usaha waralaba Ayam Bakar Mas Mono.
Saat ini Ayam Bakar Mas Mono memiliki 62 cabang usaha yang tersebar di Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya, Makassar, Palembang dan Balikpapan. 1 outlet Ayam Bakar Mas Mono bahkan sudah berada di Malaysia.
Mas mono dianggap sebagai pahlawan dan idola bagi para pedagang kaki lima bahwa dengan perjuangan dan kerja keras seorang pedagang kaki lima bisa menjadi pengusaha sukses.
Mas Mono mengawali usaha ayam bakar dengan menggunakan gerobak. Dimulai dengan menjual 5 ekor ayam bakar perhari. Saat ini lebih dari 1000 ekor ayam bakar disajikan setiap hari dari dapur-dapur Ayam Bakar Mas Mono dengan rasa yang terstandar dan terjaga kualitasnya.  Jika sebuah outlet memiliki omset 200 juta perbulan tentu dapat anda perkirakan berapa omset total dari waralaba Ayam Bakar Mas Mono setiap bulannya.
b.         Pemasaran Langsung
            Oriflame adalah perusahaan yg menjalankan 2 sistem dalam bisnisnya:
1.      Direct Selling, dan
2.      Multi Level Marketing (MLM)
Sebagai seseorang yg telah menjadi member oriflame, ada 2 cara yg bisa dipilih dan dilakukan untuk menghasilkan uang
c.         Multi Level Marketing
            Salah satu bisnis MLM yang saat ini sedang naik daun adalah Oriflame dan tupperware. Oriflame adalah produk yang berkaitan dengan peralatan kecantikan. Tupperware adalah produk yang meliptui botol minuman, tempat makanan, dll.



Sumber : 
Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian.Salemba Empat. Jakarta.
Stanton, William J. 2001. Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta.
Swastha, Basu dan Irawan. 1996, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta.            
http://rizkiwirvan.blogspot.co.id/2014/09/pemasaran-langsung.html (Diakses 7 November 2016)