1.
Definisi Pemasaran
Menurut
Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan
dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Kotler (2001) mengemukan definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar
sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan
kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan
pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan.
Menurut
Swasta (1996) pengertian pemasaran adalah suatu usaha untuk memuaskan
kebutuhan pembeli dan penjual. Maksud dari pengertian itu adalah manusia harus
menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia memenuhinya. Usaha untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan suatu
hubungan.
Berdasarkan kesimpulan dari para ahli tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan terpadu untuk
menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas
kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan
melalui proses pertukaran atau transaksi
2.
Definisi dan Penjelasan Teknik
Bentuk-Bentuk Pemasaran
a. Waralaba/
Franchising
Franchise sendiri berasal dari bahasa latin yakni francorum rex
yang artinya “bebas dari ikatan”, yang mengacu pada kebebasan untuk memiliki
hak usaha. Pengertian Franchising (Pewaralabaan) adalah perikatan dimana salah
satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas
kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak
lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam rangka
penyediaan dan atau penjualan barang atau jasa.
David J.Kaufmann memberi definisi franchising sebagai sebuah sistem
pemasaran dan distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil
(franchisee) yang digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap akses
pasar oleh franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah asistensi
franchisor.
Reitzel, Lyden, Roberts & Severance, franchise definisikan
sebagai sebuah kontrak atas barang yang intangible yang dimiliki oleh seseorang
(franchisor) seperti merek yang diberikan kepada orang lain (franchisee) untuk
menggunakan barang (merek) tersebut pada usahanya sesuai dengan teritori yang
disepakati.
Dalam
praktek pelaksanaannya, dapat dijumpai beberapa tipe franchising, yaitu :
1) Trade Name Franchising
Dalam tipe ini franchisee memperoleh hak untuk memproduksi, sebagai
contoh, PT. Great River memiliki hak untuk memproduksi pakaian dalam Triumph
dengan lisensi dari jerman.
2) Product distribution
franchising
Dalam tipe ini, franchisee memperoleh hak untuk distribusi di
wilayah tertentu, misalnya soft drink, cosmetics.
3) Pure franchising
Dalam tipe ini franchisee memperoleh hak sepenuhnya, mulai dari
trademark, penjualan, peralatan, metode operasi, strategi pemasaran, bantuan
manajemen dan teknik, pengendalian kualitas, dan lain-lain. Contohnya adalah
restaurant, fash food, pendidikan, dan konsultan.
b. Pemasaran
Langsung
Menurut
Kotler (2007:320) “Pemasaran langsung adalah sistem pemasaran interaktif yang
menggunakan satu atau lebih media untuk mempengaruhi suatu tanggapan atau
transaksi terukur pada lokasi mana pun”.
Definisi
lain dari pemasaran langsung menurut Belch dan Belch yang dikutip oleh Kennedy
(2006:26):“Direct marketing is a system of marketing by which organization communicate
directly with the target consumer to generate a response or transaction”.
Sedangkan
menurut Saladin (2004:191) mengemukakan bahwa “Pemasaran langsung adalah suatu
sistem pemasaran yang menggunakan suatu media iklan atau lebih guna mendapatkan
respons dan/ atau transaksi yang bisa diukur disuatu lokasi.”
Pemasaran
langsung atau Direct Marketing adalah metode penjualan dimana pengiklan atau
penjual mendekati pelanggan potensial secara langsung dengan produk atau jasa
yang ditawarkan. Contoh dari pemasaran langsung ialah penjualan lewat telepon,
email diminta atau tidak diminta, dan katalog mail, leaflet, iklan outdoor,
brosur dan kupon.
Pemasaran
langsung memberikan manfaat bagi pelanggan dalam banyak hal seperti :
- Rasa senang, nyaman, dan bebas dari pertengkaran
- Menghemat waktu
- Pemilihan barang dagangan tang lebih banyak
Pemasaran langsung juga memberikan manfaat untuk penjual seperti :
- Menekan biaya dan meningkatkan kecepatan dan efisiensi
-Dapat
ditentukan waktunya agar menjangkau calon pelanggan pada saat yang paling
tepat
Basis
data pelanggan adalah kumpulan yang terorganisir atas data yang menyeluruh
tentang pelanggan atau calon pelanggan individu, yang meliputi data geografis,
demografis, psikografis dan perilaku.
c.
Multi Level Marketing
Menurut
Royan (2002) MLM atau Multi Level Marketing dikenal juga sebagai network
marketing merupakan salah satu metode pemasaran wirausaha dengan memanfaatkan
sistem jaringan (network). Yusuf (dalam Rozi, 2003) berpendapat bahwa,
dikatakan network marketing karena merupakan sebuah jaringan kerja pemasaran
yang di dalamnya terdapat sejumlah orang yang melakukan proses pemasaran
produk/jasa.
Secara
umum menurut Sabiq (2005) MLM adalah suatu metode bisnis alternatif yang berhubungan
dengan pemasaran dan distribusi yang dilakukan melalui banyak level
(tingkatan), yang biasa dikenal dengan istilah Upline (tingkat atas) dan
Downline (tingkat bawah), orang akan disebut Upline jika mempunyai Downline.
Dan inti dari bisnis MLM ini adalah digerakkan dengan jaringan, baik yang
sifatnya vertikal atas bawah maupun horizontal kiri-kanan atau pun bisa juga
gabungan antara keduanya.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa MLM adalah suatu bisnis atau usaha yang
mengutamakan jaringan dari sejumlah orang dalam bentuk tingkatan-tingkatan atau
level yang bertujuan untuk memasarkan barang/jasa.
Dalam
konteks umum sistem bisnis MLM dilakukan dengan cara menjaring calon nasabah
yang sekaligus berfungsi sebagai konsumen dan member (anggota) dari perusahaan
yang melakukan praktek MLM. Adapun Sabiq (2005) menjelaskan secara terperinci
bisnis MLM dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Mula-mula pihak perusahaan
berusaha menjaring konsumen untuk menjadi member, dengan cara mengharuskan
calon konsumen membeli paket produkperusahaan dengan harga tertentu.
2. Dengan membeli paket produk
perusahaan tersebut, pihak pembeli diberi satu formulir keanggotaan (member)
dari perusahaan.
3. Sesudah menjadi member maka
tugas berikutnya adalah mencari member-member baru dengan cara seperti diatas,
yakni membeli produk perusahaan dan mengisi formulir keanggotaan.
4. Para member baru juga
bertugas mencari calon member-member baru lagi dengan cara seperti diatas yakni
membeli produk perusahaan dan mengisi formulir keanggotaan.
5. Jika member mampu menjaring
member-member yang banyak, maka ia akan mendapat bonus dari perusahaan. Semakin
banyak member yang dapat dijaring, maka semakin banyak pula bonus yang
didapatkan karena perusahaan merasa diuntungkan oleh banyaknya member yang
sekaligus menjadi konsumen paket produk perusahaan.
6. Dengan adanya para member
baru yang sekaligus menjadi konsumen tetap produk perusahaan, maka member yang
berada pada level pertama, kedua dan seterusnya
akan selalu mendapatkan bonus secara estafet dari perusahaan,
karena perusahaan sangat diuntungkan dengan adanya member-member baru tersebut.
3.
Keunggulan dan Kelemahan Waralaba, Pemasaran Langsung, dan MLM
a.
Waralaba
Franchising
juga merupakan strategi perluasan dari suatu usaha yang telah berhasil dan
ingin bermitra dengan pihak ketiga yang serasi, yang ingin berusaha, dan
memiliki usaha sendiri. Sistem franchise ini mempunyai keunggulan-keunggulan
dan juga kerugian-kerugian. Keunggulannya adalah:
“As practiced in retailing, franchising offers franchisees the advantage of starting up a new business quickly based on a proven trademark and formula of doing business, as opposed to having to build a new business and brand from scratch.”
“Seperti dalam praktek retailing, franchising menawarkan keuntungan untuk memulai suatu bisnis baru dengan cepat berdasar pada suatu merek dagang yang telah terbukti bisnisnya, tidak sama seperti dengan membangun suatu merek dan bisnis baru dari awal mula.”
“As practiced in retailing, franchising offers franchisees the advantage of starting up a new business quickly based on a proven trademark and formula of doing business, as opposed to having to build a new business and brand from scratch.”
“Seperti dalam praktek retailing, franchising menawarkan keuntungan untuk memulai suatu bisnis baru dengan cepat berdasar pada suatu merek dagang yang telah terbukti bisnisnya, tidak sama seperti dengan membangun suatu merek dan bisnis baru dari awal mula.”
Selain itu menurut Rachmadi keunggulan lainnya dari sistem
franchise bagi franchisee, antara lain:
1. Pihak franchisor memiliki akses pada permodalan dan berbagi biaya dengan franchisee dengan resiko yang relatif lebih rendah.
2. Pihak franchisee mendapat kesempatan untuk memasuki sebuah bisnis dengan cara cepat dan biaya lebih rendah dengan produk atau jasa yang telah teruji dan terbukti kredibilitas mereknya.
3. Lebih dari itu, franchisee secara berkala menerima bantuan manajerial dalam hal pemilihan lokasi bisnis, desain fasilitas, prosedur operasi, pembelian, dan pemasaran.
1. Pihak franchisor memiliki akses pada permodalan dan berbagi biaya dengan franchisee dengan resiko yang relatif lebih rendah.
2. Pihak franchisee mendapat kesempatan untuk memasuki sebuah bisnis dengan cara cepat dan biaya lebih rendah dengan produk atau jasa yang telah teruji dan terbukti kredibilitas mereknya.
3. Lebih dari itu, franchisee secara berkala menerima bantuan manajerial dalam hal pemilihan lokasi bisnis, desain fasilitas, prosedur operasi, pembelian, dan pemasaran.
Sedangkan kerugian sistem franchise bagi franchisee adalah:
1. Sistem franchise tidak memberikan kebebasan penuh kepada franchisee karena franchisee terikat perjanjian dan harus mengikuti sistem dan metode yang telah dibuat oleh franchisor.
1. Sistem franchise tidak memberikan kebebasan penuh kepada franchisee karena franchisee terikat perjanjian dan harus mengikuti sistem dan metode yang telah dibuat oleh franchisor.
2. Sistem franchise bukan jaminan akan keberhasilan, menggunakan
merek terkenal belum tentu akan sukses bila tidak diimbangi dengan kecermatan
dan kehati-hatian franchisee dalam memilih usaha dan mempunyai komitmen dan
harus bekerja keras serta tekun.
3. Franchisee harus bisa bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik dalam hubungannya dengan franchisor. (Sukandar, 2004, p. 67)
4. Tidak semua janji franchisor diterima oleh franchisee.
5. Masih adanya ketidakamanan dalam suatu franchise, karena franchisor dapat memutuskan atau tidak memperbaharui perjanjian.
3. Franchisee harus bisa bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik dalam hubungannya dengan franchisor. (Sukandar, 2004, p. 67)
4. Tidak semua janji franchisor diterima oleh franchisee.
5. Masih adanya ketidakamanan dalam suatu franchise, karena franchisor dapat memutuskan atau tidak memperbaharui perjanjian.
b.
Pemasaran Langsung
Memiliki
Keunggulan antara lain:
1.
Perusahaan
dapat mengirimkan pesan khusus yang melibatkan konsumen dengan mencerminkan
minat dan perilaku khusus mereka
2.
Web
menawarkan keunggulan penempatan kontekstual dan membeli iklan di situs yang
berhubungan dengan penawaran pemasar
Kelemahan
antara lain:
1.
Pengiklan
kehilangan kendali atas apa yang ingin dilakukan konsumen dengan pesan online dan
kegiatan mereka.
c.
Multi Level Marketing
Pemasaran
dengan strategi MLM memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bisnis
konvensional. Adapun keunggulan strategi MLM antara lain:
1. Memperkecil resiko kerugian finansial. Para distributor
yang bergabung dengan perusahaan MLM tidak akan terbebani oleh kerugian
finansial apabila produk yang mereka tawarkan tidak laku terjual.
2. Biaya promsi relatif rendah. Biaya promosi dilokasikan sebagai
persentase diskon yang diperoleh para distributor dan jaringannya atas volume
penjualan mereka. Metode MLM ini cocok bagi perusahaan yang menginginkan
saluran distribusi yang efektif dan menghemat biaya iklan.
3. Investasi relatif rendah. Dengan menggunakan strategi MLM
tugas para distributor hanya mempertemukan antara pembeli dengan penjual. Tidak
seperti bisnis konvensional dimana untuk memulai suatu usaha seorang produsen
harus memiliki modal yang cukup besar sebagai salah satu syarat dalam mmemulai
bisnisnya.
4. Mekanisme kerja relatif sederhana. Untuk dapat menjadi
seorang distributor tidak perlu memasukkan lamaran kerja atau menyertakan
sejumlah modal. Bagi mereka yang ingin bergabung dengan perusahaan MLM, cukup
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dan jiwa kewirausahaan yang tinggi
pula. Dengan mekanisme kerja yang sederhana ini diharapkan dapat menarik orang
untuk bergabung dengan perusahaan MLM.
5. Harga produk relatif terjangkau. Pada umumnya perusahaan
yang menjual produknya dengan strategi MLM produk-produknya adalah produk
impor, meskipun sudah ada beberapa perusahaan dalam negeri yang juga
menggunakan strategi ini. Harga produk-produk yang ditawarkan relatif
terjangkau dan memiliki kualitas yang tinggi dibandingkan dengan produk-produk
lain yang sejenis.
6. Komunikasi antar pribadi/hubungan personal. Penjualan
langsung yang dilakukan oleh para distributor dengan sentuhan-sentuhan pribadi
mereka akan menimbulkan nilai sendiri bagi konsumen. Konsumen yang merasa puas
dengan produk dan pelayanan distributor, diharapkan akan melakukan pembelian
ulang dan menyebarkannya kepada orang lain. Hal ini akan meningkatkan image perusahaan
di mata konsumen.
7. Tempat kerja atau aktivitas distributor tidak dibatasi oleh
wilayah atau daerah. Setiap distributor dalam menjalankan aktivitasnya baik itu
menjual produk atau mencari anggota baru, tidak dibatasi oleh daerah operasi,
boleh dilakukan dimana saja.
8. Aktivitas distributor tidak dibatasi oleh waktu. Bagi
distributor yang tidak sempat melaksanakan kegiatannya pada jam-jam normal/jam
kerja, dapat melaksanakan aktivitasnya pada sore atau malam hari/di luar jam
kerja mereka. Bahkan pertemuan-pertemuan antar anggota atau seminar-seminar
dilaksanakan pada malam hari yang diharapkan tidak menggangu aktivitas di pagi
atau siang hari. Jadi waktu kerjanya relatif luwes, tidak terikat oleh waktu,
dan bisa diatur atau ditentukan sendiri oleh distributor.
9. Dapat dilakukan di rumah sendiri. Kelebihan lain dari
strategi MLM adalah aktivitas distributor dapat dilakukan di rumahnya sendiri,
sehingga lebih fleksibel karena tidak membutuhkan kantor seperti perusahaan
pada umumnya.
10. Anggota distributor pasip masih bisa mendapatkan
penghasilan/bonus. Berbeda dengan bisnis konvensional dimana apabila kita
berhenti bekerja maka akan berhenti pula pendapatan kita. Pada bisnis MLM bagi
anggota atau distributor yang pasip tidak melakukan aktivitas apapun, masih
memungkinkan untuk dapat memperoleh penghasilan/bonus dengan syarat-syarat
tertentu yang sudah ditetapkan oleh perusahaan MLM. Semakin banyak mensponsori
anggota baru, maka semakin besar pula peluang untuk memperoleh pendapatan
(“Kabar Kampus”, 1999: 3)
Kelemahan
Multi Level Marketing :
1.
Produk
MLM Mahal
Pernahkah Anda membandingkan produk yang ditawarkan MLM tertentu
dengan produk yang dijual bebas di pasaran. Harganya tentu berbeda jauh.
Kebanyakan produk MLM dipatok dengan harga yang bisa menguras isi kantong Anda
dengan cepat. Harga tersebut belum tentu sebanding dengan kualitas yang
ditawarkan. Sebagian besar produk MLM adalah produk penunjang kesehatan. Namun,
banyak orang tidak merasa kesehatannya membaik setelah mengkonsumsi produk
tersebut. Inilah yang membuat kualitasnya dipertanyakan.
2.
Downline
Selalu Dimanfaatkan Upline
Jika Anda masih belum mempunyai downline dalam bisnis MLM, sudah
pasti Anda hanya akan menderita tanpa mendapatkan keuntungan apapun. Upline
bisa mendapatkan keuntungan dari downline. Dengan kata lain, upline
memanfaatkan downline. Keuntungan yang didapatkan upline berasal dari downline.
Jika Anda tidak bisa mendapatkan downline (korban baru), Anda hanya akan
menjadi keset.
3.
MLM=
Multi Lie Marketing
MLM selalu menawarkan janji muluk dan bonus menarik kepada
anggotanya jika mereka bisa mencapai level tertentu. Hadiah yang ditawarkan
bisa berupa mobil, liburan ke luar negeri, atau hadiah lain yang bisa membuat
kita meneteskan air liur. Namun, hadiah tersebut hanyalah omong kosong belaka.
Tidak semua anggota MLM yang memenuhi kualifikasi bisa mendapatkan hadiah
tersebut. Jika hadiah tersebut hanya omong kosong tanpa bukti, bisnis MLM
adalah bisnis yang mengandalkan multi lie (kebohongan bertingkat). Upline harus
berbohong kepada korban baru dengan iming-iming hadiah. Downline tadi juga
harus berbohong kepada orang lain untuk mendapatkan anggota baru, atau dia akan
selamanya menjadi keset.
4.
MLM
Tidak Bertahan Lama
Berapa lama Anda bisa bertahan menjadi anggota MLM? Rata-rata,
anggota MLM hanya mampu bertahan di bisnis ini selama 1-3 tahun. Mereka
memutuskan diri untuk mundur karena bisnis ini dinilai sangat merugikan
anggotanya. Jika downline paling bawah mundur dari bisnis MLM, dampaknya tidak
terlalu besar. Namun, ketika upline memutskan diri untuk pensiun dari bisnis
MLM, semua downlinenya bisa kelimpungan.
5.
MLM
Mempunyai Citra Buruk
Silahkan Anda buktikan pernyataan ini sendiri. Tanyalah teman atau
rekan kerja mengenai bisnis MLM. Kebanyakan orang menganggap bisnis ini sebagai
bisnis tak jelas yang isinya hanya tipu-menipu. Jika Anda bertanya kepada
mantan anggota MLM, dia pasti bisa mengatakan berbagai keburukan bisnis ini
yang mungkin tidak diketahui orang lain. Di Indonesia, para pebisnis MLM juga
dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Mereka dinilai hanya sebagai pemimpi
dan pembual yang kerjanya hanya mengoceh tak tentu arah. Jika Anda ingin tahu
mengapa citra MLM buruk di masyarakat.
4. Contoh
Usaha barang dan Jasa yang sukses dengan menggunakan Waralaba, Pemasaran
langsung, dan MLM.
a.
Waralaba
Mungkin
sebagian besar dari kita tidak mengenal siapa itu Agus Pramono. Namun jika kita
menyebut nama Mas Mono bayangan kita pasti melayang pada bangunan oranye hijau
yang menyolok dan tentunya seporsi ayam bakar yang mengundang selera
makan. Atau sebagian besar dari kita mengenalnya sebagai pedagang kaki lima
yang sukses menjadi pengusaha waralaba. Ya, Mas Mono adalah pemilik usaha
waralaba Ayam Bakar Mas Mono.
Saat
ini Ayam Bakar Mas Mono memiliki 62 cabang usaha yang tersebar di Jakarta,
Bandung, Solo, Surabaya, Makassar, Palembang dan Balikpapan. 1 outlet Ayam
Bakar Mas Mono bahkan sudah berada di Malaysia.
Mas
mono dianggap sebagai pahlawan dan idola bagi para pedagang kaki lima bahwa
dengan perjuangan dan kerja keras seorang pedagang kaki lima bisa menjadi
pengusaha sukses.
Mas
Mono mengawali usaha ayam bakar dengan menggunakan gerobak. Dimulai dengan
menjual 5 ekor ayam bakar perhari. Saat ini lebih dari 1000 ekor ayam bakar
disajikan setiap hari dari dapur-dapur Ayam Bakar Mas Mono dengan rasa yang
terstandar dan terjaga kualitasnya. Jika sebuah outlet memiliki omset 200
juta perbulan tentu dapat anda perkirakan berapa omset total dari waralaba Ayam
Bakar Mas Mono setiap bulannya.
b.
Pemasaran Langsung
Oriflame
adalah perusahaan yg menjalankan 2 sistem dalam bisnisnya:
1.
Direct
Selling, dan
2.
Multi
Level Marketing (MLM)
Sebagai
seseorang yg telah menjadi member oriflame, ada 2 cara yg bisa dipilih dan
dilakukan untuk menghasilkan uang
c.
Multi Level Marketing
Salah satu bisnis MLM yang saat ini
sedang naik daun adalah Oriflame dan tupperware. Oriflame adalah produk yang
berkaitan dengan peralatan kecantikan. Tupperware adalah produk yang meliptui
botol minuman, tempat makanan, dll.
Sumber
:
Kotler,
Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian.Salemba Empat. Jakarta.
Stanton,
William J. 2001. Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta.
Swastha,
Basu dan Irawan. 1996, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta.
http://skripsi-manajemen.blogspot.co.id/2011/02/pengertian-definisi-pemasaran.html
(Diakses 7 November 2016)
http://ilmuakuntansi.web.id/definisi-dan-pengertian-pemasaran/
(Diakses 7 November 2016)
http://bisnisi.com/memahami-pengertian-dan-sistem-bisnis-waralaba/
(Diakses 7 November 2016)
http://probisnis.net/pengertian-bisnis-waralaba-atau-franchise/
(Diakses 7 November 2016)
http://lindapushyy.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-waralaba-franchising.html
(Diakses 7 November 2016)
http://zndrapromotion.blogspot.co.id/2011/06/pemasaran-langsung-direct-marketing.html
(Diakses 7 November 2016)
http://www.drpojokan.com/2010/05/pemasaran-langsung-direct-marketing.html
(Diakses 7 November 2016)
http://muhammaddwimulia.blogspot.co.id/2013/05/pemasaran-langsung.html
(Diakses 7 November 2016)
ttp://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-mlm-definisi-multi-level.html(Diakses
7 November 2016)
umber
: http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/09/perusahaan-waralaba-franchise-definisi.html(Diakses
7 November 2016)
http://rizkiwirvan.blogspot.co.id/2014/09/pemasaran-langsung.html
(Diakses 7 November 2016)
http://esoftdream.blogspot.co.id/2012/06/keunggulan-dan-kelemahan-multi-level.html(Diakses
7 November 2016)
http://caradaninfo3.blogspot.co.id/2013/03/kelebihan-dan-kekurangan-bisnis-mlm.html
(Diakses 7 November 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar