Thailand
(Dulu) dalam Masa Kerajaan
Pada abad pertama Masehi, bangsa
Tai telah tersebar di Yunan, Vietnam, Laos, Thailand, dan Myanmar terpecah ke
dalam berbagai sekte sub linguistik. Relatif sedikit bangsa thai di wilayah
selama periode tersebut, Tai menempati daerah sampai Asia Tenggara bagian
utara, diapit antara kerajaan Nan Zhao, Pyu, dan Angkor.
Sekitar abad ke 6 hingga abad ke
9, dataran rendah yang subur dihuni oleh peradaban Mon yang dikenal sebagai
Dvaravati. Berbeda dengan kerajaan tetangganya Chenla dan Angkor, Dvaravati
tetap menjadi peradaban kota misterius yang didirikan dikelilingi oleh parit
dan dinding tanah, Lopburi sebagai pelayanan pusat keagamaan penting dan Nakhon
Pathom yang dekat dengan ibukota Bangkok. Walau banyak yang tidak diketahui di dunia
ini , rute perdagangan Dvaravati sudah terbukti internal dan eksternal yang
penting bagi perkembangan Thailand dan meninggalkan kekayaan karya seni Buddha
yang membuktikan pengaruh besar kebudayaan India dan agama telah di wilayah
tersebut.
Di Thailand utara, Buddha dari
Lopburi mendirikan sebuah Negara dengan kota yang dikenal sebagai Haripunjaya
di Lamphun, Thailand utara sekitar abad ke-9 (daerah Mon yang tetap independen
sampai abad ke-13) Di tempat lain di utara. Bangsa Tai yang mendorong dan
mendirikan negara dengan kota mereka sendiri, terutama di Chiang Saen, di mana
salah satu kerajaan terkuat pertama di Thailand, Lan Na, awalnya didirikan pada
abad ke-12. Pembentukan Lan Na, Sukhothai, dan Phayao, tiga sekutu kerajaan
didirikan oleh para pemimpin yang kontemporer, merupakan awal dari sejarah
Thailand seperti yang kita kenal.
Thailand (Sekarang) Negara Berkembang Dilihat
dari Jumlah Penduduk dan Pendidikanya
1.
Penduduk
Jumlah penduduk Thailand adalah sekita 64 juta jiwa.
Pertumbuhan rata-ratanya 1,5%, dengan kematian bayi sebesar 26 jiwa dari 1.000
bayi yang lahir. Jumlah penduduk yang melek huruf sebesar 93.8%. Jumlah
penduduk Thailand lebih sedikit daripada Vietnam (80 juta jiwa), Filipina (73
juta jiwa) dan Indonesia (210 juta jiwa), tetapi lebih banyak daripada negara
terdekatnya, yaitu Myanmar (50 juta jiwa), Malaysia (22 juta jiwa), Kamboja (11
juta jiwa) dan Laos (5 juta jiwa).
Di Thailand modern, tidak
ada konflik antar suku. Bila ada konflik, biasanya terjadi di sebagian besar
wilayah selatan kerajaan. Tetapi konflik yang terjadi bukan karena perbedaan
suku, melainkan karena perbedaan agama. Mayoritas penduduk di wilayah selatan
menganut agama Islam, dan mereka memiliki ciri khas Melayu serta menggunakan
bahasa Melayu di samping bahasa Thai. Walaupun hubungan antara wilayah selatan
dan Bangkok kerap kali kurang harmonis, tetapi konflik tidak pernah berkembang
hingga wilayah tersebut ingin memisahkan diri dari Thailand.
Hubungan antar suku di Thailand merupakan hubungan
yang harmonis, sebab tidak pernah terjadi konflik antar suku. Walaupun tidak
ada suku minoritas di Thailand (seperti suku kurdi di Irak, Iran dan Turki),
tetapi ada banyak suku-suku bangsa kecil yang hidup bermasyarakat di samping
masyarakat Thai sendiri. Kebanyakan masyarakat suku-suku bangsa ini tinggal di
wilayah bagian utara Thailand.
Thailand, atau yang sering disebut Siam, memberikan
suaka politik bagi bangsa-bangsa dari negara-negara tetangga yang pergi
meninggalkan wilayahnya akibat konflik agama maupun suku yang dialaminya.
Seperti orang-orang Kristen Vietnam, masyarakat Mon dari Myanmar, dan
masyarakat yang menentang kebijakan politik dari Kamboja, mencari dan mendapat
tempat-tempat penampungan di Thailand sejak beratus tahun yang lalu. Selain itu
juga banyak orang Cina yang berimigrasi ke Thailand. Orang-orang Cina yang
datang ke Thailand biasanya untuk tujuan berdagang. Taksin merupakan
satu-satunya raja Thailand (1767-1782) yang mempunyai ayah orang Cina dan
ibunya orang Thai.
2.
Pendidikan
Sistem pendidikan di Thailand terbagi menjadi 3, yaitu
: pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan informal.Untuk sistem
pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar dan pendidikan tinggi.
sedangkan sistem pendidikan non-formal terdiri dari : program sertifikat
kejuruan, program short course sekolah kejuruan dan interest group program.
Wajib belajar di Thailand adalah wajib belajar 9
tahun, dengan rincian grade sebagai berikut :
• Pendidikan play group dan TK usia 3-6 tahun
• Pendidikan Sekolah dasar (selama 6 tahun), grade 1-6
• Pendidikan Sekolah Menengah (selama 3 tahun), grade 7-9
• Pendidikan Sekolah Menengah atas (selama 3 tahun), grade 10-12
Untuk grade 7-12 dalam satu kompon sekolahan, mereka tak harus mendaftar
lagi , sudah otomatis melanjutkan di sekolah itu.
Ujian Nasional (UN) di Thailand dikoordinasikan oleh Bureu of Education
Testing Office dari Komisi Pendidikan Dasar yang memakai Sistem Ordinary
National Education Test (O-net). UN di wajibkan untuk grade 3, 6, 9 dan 12. Ada
8 mata pelajaran yang di-UN kan yaitu :
1. Bahasa Thai
2. Matematika
3. Science
4. Ilmu sosial
5. Agama dan Kebudayaan
6. Bahasa asing
7. Health dan Physical Education
8. Art, Career dan Technology
Sedangkan siswa dari grade 1,2,4,5,7,8,10 dan 11, mengikuti ujian kelas
dari sekolah masing-masing yang mengacu dari Office of Academic affair ,
Kementrian Pendidikan Thailand.
Thailand yang dulu
dengan Thailand sekarang mengalami perubahan yang signifikan, dimulai dari
zaman kerajaan hingga saat ini Thailand mampu bangkit menjadi Negara yang patut
diperhitungkan oleh Negara-negara tetangganya. Kesimpulanya dari dua faktor yaitu
jumlah penduduk dan tingkat pendidikan di Thailand membuat Thailand menjadi negara
yang berkembang. Negara yang mampu bersaing dengan negara-negara di Asia
Tenggara.
Sumber:
Fattah, Sanusi, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Kiswantoro. 2013. Ilmu
Pengetahuan Sosial. Solo : Putra Keraton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar